One

Wajib Baca Kisah Ini!!! Hari ASYURO 10 MUHARAM

INDONESIA, www.onenewsoke.com/

Asyuro adalah hari mulia. Tepat pada hari Asyuro pula, wafatnya cucu Nabi tercinta Sayyidina Imam Husein ra di Karbala.

Kisahnya Sayyidina Husain Cemburu pada Sayyidina Hasan

Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husain merupakan cucu Rasulullah Shalallahu’Alaihi Wassalam, anak dari putri bungsunya yang paling disayangi, yakni Sayyidatuna Fatimah Az Zahra dengan menantunya Sayyidina Ali bin Abi Thalib.

Dalam sebuah tausiah, diceritakan oleh Al-Habib Ahmad bin Noval bin Salim bin Jindan bin Syech Abu bakar Bin Salim bahwa, Rasulullah Shalallahu’Alaihi Wassalam pernah bersabda bahwa Sayyidina Hasan cucunya kelak adalah salah seorang penghuni surga dan wajahnya yang paling mirip dengan beliau Shalallahu’Alaihi Wassalam. Engkau menyerupai aku, baik dari bentuk rupamu maupun akhlakmu.”

Bahkan Sayyidina Ali bin Abi Thalib sendiri pernah berkata :

“Hasan menyerupai Rasulullah Shalallahu’Alaihi Wassalam dari dada sampai ke kepala. Sedangkan Husain menyerupai Rasulullah Shalallahu’Alaihi Wassalam di bagian-bagian lainnya, dari dada sampai ke bawah.”

Mengenai hal itu, pada suatu hari Sayyidina Husain kecil menangis dan datang menemui ibundanya, Sayyidah Fathimah. Husain kecil lalu berkata ;

“Ya Ibu, mengapa kakek (Nabi Kita Muhammad Shalallahu’Alahi Wassalam) lebih mencintai kakakku Hasan”.

“Mengapa engkau berbicara seperti itu wahai anakku”.

Jawab Sayyidah Fatimah.
Sayyidina Husain kecil lalu mengutarakan sebab kecemburuannya :

“Kakek sering mencium Kakak Hasan di bibirnya sedangkan aku, kakek hanya menciumku di leher”.

Kemudian Sayyidah Fathimah membawa Sayyidina Husain kecil kepada kakek mereka, Nabi Kita Muhammad Shalallahu’Alahi Wassalam dan menceritakan kecemburuan cucunya Husain.

Rasulullah Shalallahu’Alaihi Wassalam menatap tajam dan lama, lalu bersabda ;

“Wahai Anakku Fatimah, Hasan selalu aku kecup di bibirnya, karena dia akan mati diracuni oleh orang terdekatnya, dan seluruh isi perutnya akan keluar lewat mulutnya. Sedangkan engkau (Husain)..”

Rasulullah Shalallahu’Alaihi Wassalam sejurus menatap Husain kecil cucunya lama sekali.

Beliau Shalallahu’Alaihi Wassalam tidak bisa meneruskan ucapannya, dan pingsan beberapa saat.

Setelah siuman Rasulullah Shalallahu’Alaihi Wassalam kembali menatap tajam sambil terus menangis berguncang dadanya.

Beliau Shalallahu’Alaihi Wassalam lantas berkata, “Sedangkan engkau, Husain, sering aku cium di lehermu karena engkau akan syahid dengan leher terputus”.

Mendengar penuturan Ayahandanya Baginda Rasulullah Shalallahu’Alaihi Wassalam, Sayyidah Fatimah lalu menahan ledakan tangisnya sambil memeluk putranya Sayyidina Husain yang kelak akan Syahid seperti yang telah Rasulullah Shalallahu’Alaihi Wassalam paparkan.

Keluarga kecil penuh cahaya surgawi itupun pecah oleh tangisan Rasulullah Shalallahu’Alaihi Wassalam yang mengguncangkan alam semesta.

Sejarah akhirnya mencatat apa yang disabdakan Rasulullah Shalallahu’Alaihi Wassalam.

Setelah beliau wafat, Sayyidina Husain cucu Rasulullah Shalallahu’Alaihi Wassalam syahid dengan kepala terputus dari tubuhnya dalam pertempuran di Padang Karbala melawan pasukan Ubaidillah bin Ziyad. Ubaidillah mendapatkan tugas dari Yazid bin Muawwiyah agar Sayyidina Husein mau membaiat Yazid sebagai Kholifah setelah Muawwiyah.

Dalam sebuah riwayat di katakan bahwa pasukan Sayyidina Husein hanya berjumlah sekitar 72 orang saja sedangkan pasukan Ubaidillah bin Ziyad yang dipimpin oleh Umar bin Sa’ad bin Abi Waqqos berjumlah 4.000, ada yang mengatakan 40.000 pasukan.

Sebagai manusia biasa, bisa kita bayangkan andai kita di beri tahu oleh Allah tentang takdir cara kematian kita, apakah akan kuat menerimanya.

Sedangkan Rasulullah Shalallahu’Alaihi Wassalam saja sampai pingsan karena sudah diberitahu kronologi kematian cucu-cucu-nya.

ﻳﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻬﺎ ﻳﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻬﺎ ﻳﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﺤﺴﻦ ﺍﻟﺨﺎﺗﻤﻪ
Ya Allah Bihaa Ya Allah Bihaa Ya Allah Bihusnil Khatimah
“Ya Allah, bila tiba saatnya bagi kami matikanlah kami dalam keadaan husnul khatimah.”

ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻋﻠﯽ ﺭﻭﺡ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻓﯽ ﺍﻷﺭﻭﺍﺡ ﻭﻋﻠﯽ ﺟﺴﺪﻩ ﻓﯽ ﺍﻷﺟﺴﺎﺩ ﻭﻋﻠﯽ ﻗﺒﺮﻩ ﻓﯽ ﺍﻟﻘﺒﻮﺭ ﻭﻋﻠﯽ ﺍﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Allahumma sholli ‘ala ruhi Sayyidina Muhammadin fil arwahi wa ‘ala jasadihi fil ajsadi wa ‘ala qobrihi fil quburi wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallim

Pembelajaran dari Asyuro dan pembantaian cucu Nabi SAW Sayyid Imam Husain ra Bin Ali Kw, keluarga dan sahabatnya di Karbala menyediakan banyak renungan.

Tapi yang seringkali gagal dipahami adalah menganggap peristiwa pembantaian dan kebiadaban itu seolah berdiri sendiri terpisah dari relasi kuasa, sosial dan kelas.

Kisah Karbala itu tidak datang tiba-tiba melainkan sebuah kontinuum dari rangkaian episode penindasan dan penyelewengan yang panjang, barbar dan sistematis yang sudah dimulai dari era Rasulullah.

Kepergian Rasulullah hanya membuat penindasan kepada keluarga Nabi menjadi semakin sistematis.

Tafsir Islam penguasa menyederhanakan semua itu seolah soal perebutan kekuasaan.

Padahal ini soal ajaran kenabian berhadapan dengan kekuasaan ketika itu Dinasti Umayyah yang merasa ajaran keadilan, cinta kasih, kesetaraan, penolakan terhadap kelas-kelas dan kesukuan yang dibawa Rasul dan Ahlul Bai’atnya sungguh menganggu aspirasi kekuasaan Abu Sufyan, kelompoknya dan anak keturunannya. Namun yang paling berbahaya karena kekuasaan itu pula meminjam dan menggunakan jubah Islam yang sama.Darah al Husain di Karbala menjadi penanda, pembeda dan pengingat untuk kita.

Di Bulan Muharram ini ada 2 macam orang yang aneh, yaitu bergembira karna wafatnya Sayyidina Imam Husein dan bersedih berlebihan tapi tujuannya tidak benar.

Sumber : Buya Yahya (Merajut Cinta Bersama SYAHID KARBALA IMAM HUSEIN RA)

Editor Gambar : Iwan Sugiyanto

Tinggalkan komentar