One

Ini Penyebab Mundurnya Putri Mantan Presiden RI ke-4, Dari Komisaris Garuda Indonesia

JAKARTA, www.onenewsoke.com/

Berita mengejutkan datang dari sosok aktivis perempuan, sekaligus putri mantan Presiden RI ke-4, yaitu Yenny Zannuba Wahid atau Yenny Wahid, Jumat 13 Agustus 2021.

Dirinya menyatakan sikapnya dengan mengundurkan diri dari jabatan Komisaris Independen Garuda, maskapai penerbangan milik pemerintah Indonesia.

Melalui video yang dibagikan di akun Twitternya, Yenny Wahid mengatakan sengaja mendatangi Kementerian BUMN untuk menyerahkan surat pengunduran diri dari jabatan Komisaris Independen.

“Sedih sekali. Awalnya saya segan. Tapi setelah masuk, saya jatuh cinta. Namun demikian, terpaksa saya melakukan hal kecil, semoga bisa bermanfaat untuk Garuda Indonesia, agar bisa tetap mengudara dengan perkasa,” ujar Yenny Wahid.

Dalam video itu, dia menunjukkan detik-detik datang ke Kementerian BUMN untuk menyerahan surat pengunduran diri.

Yenny Wahid juga menunjukkan saat dia membuat surat dan menandatanganinya.

Lalu dia menunjukan saat bersama dengan para pegawai Garuda Indonesia.

“Hari ini saya ke Kementerian BUMN. Uapaya kecil ini agar Garuda bisa melakukan efisiensi, biaya-biaya yang terus membebani, agar Garuda bisa mengudara dengan perkasa,” ujar Yenny.

Dalam keterangan yang ditulis di Twitter, Yenny menjelaskan kondisi terkini Garuda Indonesia.

Hantaman badai pandemi Covid-19. Sebagai upaya penghematan, dia kemudian memutuskan mengundurkan diri dari posisi komisaris independen.

“Semoga hal ini bisa membantu meringankan Garuda,” tulisnya.

Dan ini sedikit tentang perjalanan Aktivis perempuan yang tak pernah mengenal lelah ini.

Sejak ditinggalkan K.H. Abdurrahman Wahid biasa dipanggil Gus Dur, beban berat ada di pundaknya.Ia hadir mengawal dan menyebarkan pemikiran-pemikiran ayahnya tentang demokrasi, pluralisme, dan toleransi.

Ia menjaganya lewat The Wahid Institute, lembaga yang didirikan ayahnya pada tahun 2004.

Lembaga ini, dilansir dari laman The Wahid Institute, berusaha mewujudkan prinsip dan cita-cita intelektual GUs Dur dalam membangun pemikiran Islam moderat.

Yenny berjuang tak hanya pada tataran wacana dan teori.

Ia juga menjalani dalam kehidupan sehari-hari dalam berorganisasi. Ia terjun di dunia politik praktis layaknya ayahnya.
Bahkan ia pernah menjadi staf khusus bidang Komunikasi Politik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. (***)

Tinggalkan komentar