ONENEWSOKE.COM
SUKABUMI, — Sebelumnya cukup Viral mengenai unggahan Video salah satu warga Desa Ciwaru Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, yang mengkritisi kinerja pelaksana pembangunan Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP) perihal Talud di pesisir pantai Palangpang Desa Ciwaru. Minggu (02/11/2025).
Namun hal itu sudah diklarifikasi pihak pelaksana pekerjaannya, dan terjawab semua kritikan warga masyarakat tersebut.
Kini muncul isu lainya di tempat yang sama ( red_ proyek KNMP), yang cukup ramai juga dilapangan. Yaitu dugaan adanya pemotongan upah para pekerja di proyek tersebut. Bahkan isu ini informasi yang kami terima sudah sampai ke kantor pusat Jakarta, atau kantor perusahaan yang sedang melaksanakan pembangunan tersebut.
Untuk mendapatkan informasi yang faktual dan berimbang, onenewsoke.com mencoba mempertanyakan hal itu dengan “Warna” Bendahara himpunan nelayan seluruh Indonesia (HNSI) Kecamatan Ciemas.
Saat ditemui di lokasi pekerjaan pembangunan KNMP Palangpang pada hari Minggu (02/11/2025) sekitar pukul 10:18 WIB, dirinya menjelas saat dikonfirmasi adanya isu pemotongan upah para pekerja sebesar Rp.30.000/orang. Dengan tegas dibantahnya itu tidak benar.
“Itu nggak benar. Yang benar Rp10.000,”tegasnya.
“Dan peruntukannya itu 10 ribu, kita kan dibawah lembaga, uang 10 ribu masuk ke lembaga, terus uang tersebut bisa digunakan untuk pertama kalau ada rekan-rekan kita yang sakit, demam, berobat, atau kacugak (tertusuk) paku lah gitu kan intinya,”ungkap Warna
Lanjut Ia, “Ya walaupun dasarnya di cover ke BPJS, tapi kan secara pertolongan pertama harus kita lakukan. Yang kedua uang tersebut bisa mereka gunakan untuk kasbon, selama belum menerima gaji, ada yang 300 ribu, ada yang 200 ribu ada yang 50 ribu sampai 100 ribu. Bahkan saat ini uang yang tadinya 10 ribu itu udah habis sama kasbon-kasbon mereka,”kata Warna menambahkan.
Selain itu Warna juga mengatakan, bahwa semuanya itu sudah melalui musyawarah sebelumnya dan disepakati bersama.
“Dan itu sudah disetujui bersama, tidak ada polemik di lapangan. Dan itu sudah disetujui bersama,”imbuhnya.
Lalu disinggung jika hal itu sudah menjadi kesepakatan bersama, kenapa bisa muncul di luaran? Warna juga menjelaskan.
“Mungkin salah satu muncul di luaran ada orang-orang yang ingin memperkeruh suasana, bahkan munculnya Rp. 30.000., itu itu tidak benar. Bahkan Pak Mudrika sendiri pernah menanyakan sama saya dan silahkan tanya para pekerja di lapangan dan saya sudah klarifikasi,”tandasnya.








